TEORI KEPRIBADIAN ALBERT ELLIS 1913-2007

A. Konsep Dasar
Manusia padasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari.Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional. Emosi menyertai individu yang berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irasional.Berpikir irasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat.Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.
Ciri-ciri berpikir irasional : (a) tidak dapat dibuktikan; (b) menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak perlu; (c) menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional : (a) individu tidak berpikir jelas tentangg saat ini dan yang akan dating, antara kenyatan dan imajinasi; (b) individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain; (c) orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
Indikator keyakinan irasional : (a) manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan; (b) banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum; (c) kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka, bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya; (d) lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya; (e) penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut; (f) pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang; (g) untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural; dan (h) nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.
C. Tujuan Konseling
Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.
Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan rasional-emotif :
Pertama insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah laku penolakan diri yang dihubungkan dengan penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) pada saat yang lalu.
Kedua, insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasional terus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.
Ketiga, insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.
Klien yang telah memiliki keyakinan rasional tjd peningkatan dalam hal : (1) minat kepada diri sendiri, (2) minat sosial, (3) pengarahan diri, (4) toleransi terhadap pihak lain, (5) fleksibel, (6) menerima ketidakpastian, (7) komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya, (8) penerimaan diri, (9) berani mengambil risiko, dan (10) menerima kenyataan.
D. Deskripsi Proses Konseling
Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien.
Tugas konselor menunjukkan bahwa
  • masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional
  • usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan.
Operasionalisasi tugas konselor : (a) lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung; (b) menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien; (c) mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya; (d) menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irasional.
Karakteristik Proses Konseling Rasional-Emotif :
  1. Aktif-direktif, artinya bahwa dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.
  2. Kognitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
  3. Emotif-ekspreriensial, artinta bahwa hubungan konseling yang dikembangkan juga memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
  4. Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
E. Teknik Konseling
Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.
Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
Teknik-teknik Behavioristik
Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). eknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif.
Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
Teknik-teknik Kognitif
Home work assigments,
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.
Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.
Maksud utama teknik latihan asertif adalah : (a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.


BERBAGAI MACAM JENIS VIRUS
BESERTA EFEK YANG DITIMBULKAN
Virus komputer merupakan program komputer yang dapat menggandakan atau menyalin dirinya sendiri dan menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam program atau dokumen lain. Virus komputer umumnya dapat merusak perangkat lunak komputer dan tidak dapat secara langsung merusak perangkat keras komputer tetapi dapat mengakibatkan kerusakan dengan cara memuat program yang memaksa over process ke perangkat tertentu. Efek negatif virus komputer adalah memperbanyak dirinya sendiri, yang membuat sumber daya pada komputer (seperti penggunaan memori) menjadi berkurang secara signifikan. Hampir 95% virus komputer berbasis sistem operasi Windows. Sisanya menyerang Linux/GNU, Mac, FreeBSD, OS/2 IBM, dan Sun Operating System. Virus yang ganas akan merusak perangkat keras.
Berbagai Jenis Virus Komputer :
Macam-macam virus:
1.      Virus Compiler
Virus yang sudah di compile sehingga dapat dieksekusi langsung. Ini adalah virus yang pertama kali muncul di dunia komputer, dan mengalami perkembangan pesat sekarang. Virus pertama ini sangatlah sulit dibasmi karena dibuat dengan bahasa rendah, assembler. Memang bahasa ini cocok untuk membuat virus namun sangatlah susah menggunakannya. Keunggulan dari virus ini adalah mampu melakukan hampir seluruh manipulasi yang mana hal ini tidak selalu dapat dilakukan oleh virus jenis lain karena lebih terbatas.
2.      Virus Bagle BC
Virus ini ini termasuk salah satu jenis virus yang berbahaya dan telah masuk peringkat atas jenis virus yang paling cepat mempengaruhi komputer kita. Beberapa jam sejak keluarnya virus ini, sudah terdapat 2 buah varian Bagle ( Bagle BD dan BE )yang menyebar melalui e-mail, jaringan komputer dan aplikasi P2P. Virus ini menyebar melalui e-mail dengan berbagai subyek berbeda. Menurut suatu penelitian dari Panda Software virus Bagle BC ini menyusup ke dalam e-mail dengan subyek antara lain : Re:, Re:Hello, Re:Hi, Re:Thank you, Re:Thanks. Attachment-nya juga bermacam-macam, antara lain : .com, .cpl, .exe, .scr. Virus Bagle BC juga mampu untuk menghentikan kerja program-program antivirus.
3.      Virus File
adalah virus yang memanfaatkan file yang dapat diijalankan/dieksekusi secara langsung. Biasanya file *.EXE atau *.COM. Tapi bisa juga menginfeksi file *.SYS, *.DRV, *.BIN, *.OVL dan *.OVY. Jenis Virus ini dapat berpindah dari satu media ke semua jenis media penyimpanan dan menyebar dalam sebuah jaringan.
4.      Virus Sistem,
atau lebih dikenal sebagai virus Boot. Kenapa begitu karena virus ini memanfaatkan file-file yang dipakai untuk membuat suatu sistem komputer. Sering terdapat di disket/tempat penyimpanan tanpa sepengetahuan kita. Saat akan menggunakan komputer(restart), maka virus ini akan menginfeksi Master Boot Sector dan System Boot Sector jika disket yang terinfeksi ada di drive disket/tempat penyimpanan.
5.      Virus Boot Sector
Virus yang memanfaatkan hubungan antar komputer dan tempat penyimpanan untuk penyebaran virus.Apabila pada boot sector terdapat suatu program yang mampu menyebarkan diri dan mampu tinggal di memory selama komputer bekerja, maka program tersebut dapat disebut virus. Virus boot sector terbagi dua yaitu virus yang menyerang disket dan virus yang menyerang disket dan tabel partisi.
6.      Virus Dropper
suatu program yang dimodifikasi untuk menginstal sebuah virus komputer yang menjadi target serangan. setelah terinstal, maka virus akan menyebar tetapi Dropper tidak ikut menyebar. Dropper bisa berupa nama file seperti Readme.exe atau melalui Command.com yang menjadi aktif ketika program berjalan. Satu program Dropper bisa terdapat beberapa jenis Virus.
7.      Virus Script/Batch
Awalnya virus ini terkenal dengan nama virus batch seperti yang dulu terdapat di file batch yang ada di DOS.Virus script biasanya sering didapat dari Internet karena kelebihannya yang fleksibel dan bisa berjalan pada saat kita bermain internet, virus jenis ini biasanya menumpang pada file HTML (Hype Text Markup Language) dibuat dengan menggunakan fasilitas script seperti Javascript, VBscript,4 maupun gabungan antara script yang mengaktifkan program Active-X dari Microsoft Internet Explorer.
8.      Virus Macro
Virus yang dibuat dengan memanfaatkan fasilitas pemrograman modular pada suatu program aplikasi seperti Ms Word, Ms Excel, Corel WordPerfect dan sebagainya. Walaupun virus ini terdapat didalam aplikasi tertentu tetapi bahaya yang ditimbulkan tidak kalah berbahanya dari virus-virus yang lain.
9.      Virus Polymorphic
dapat dikatakan virus cerdas karena virus dapat mengubah strukturnya setelah melaksanakan tugas sehingga sulit dideteksi oleh Antivirus.
10.  Virus Stealth
virus ini menggunakan cara cerdik, yakni dengan memodifikasi struktur file untuk meyembunyikan kode program tambahan di dalamnya. Kode ini memungkinkan virus ini dapat menyembunyika diri. Semua jenis virus lain juga memanfaatkan kode ini. Ukuran-ukuran file tidak berubah setelah virus menginfeksi file.
11.  Virus Companion
virus jenis ini mencari file *.EXE untuk membuat sebuah file *.COM dan menyalin untuk meletakkan virus. Alasannya, file *.COM berjalan sebelum file *.EXE.
12.  Worm
ini adalah sebuah program yang bersifat parasit karena dapat menduplikasi diri. Akan tetapi, worm tidak menyerupai virus karena tidak menginfeksi program komputer lainnya. Oleh karena itu, Worm tidak digolongkan ke dalam virus. Mainframe adalah jenis komputer yang sering diserang Worm. Penyebarannya pada komputer lainnya melalui jaringan. Dalam perkembangannya Worm mengalami “mutasi genetik” sehingga selain membuat suatu file baru, ia pun akan berusaha menempelkan dirinya sendiri ke suatu file, ini biasa disebut virus Hybrid.
13.  Virus Hybrid
virus ini merupakan virus yang mempunyai dua kemampuan biasanya dapat masuk ke boot sector dan juga dapat masuk ke file. Salah satu contoh virus ini adalah virus Mystic yang dibuat di Indonesia.
14.  Trojan horse
 disebut juga kuda troya. Trojan menginfeksi komputer melalui file yang kelihatannya tidak berbahaya dan biasanya justru tampaknya melakukan sesuatu yang berguna. Namun akhirnya virus menjadi berbahaya, misalnya melakukan format hardisk.
15.  Backdoor Alnica
virus yang juga berbahaya ini merupakan salah satu tipe virus Trojan Horse. Merupakan salah satu virus backdoor yang jika berhasil menginfeksi komputer akan mampu melakukan akses dari jarak jauh dan mengambil segala informasi yang diinginkan oleh si penyerang. Sistem operasi yang diserang oleh virus tersebut antara lain : Windows 200, Windows 95, Windows 98, Windows Me, Windows NT dan Windows XP. Virus ini berukuran sebesar 57.856 byte
16.  Trojan di Linux
Para pengguna linux Red Hat diharapkan untuk berhati-hati terhadap PATCH yang dikirm melalui e-mail dengan alamat “security@redhat.com” karena itu sebenarnya bukannya patch security tetapi virus Trojan yang bisa mengacaukan sistem keamanan. E-mail peringatan dari Red Hat biasanya selalu dikirim dari alamat “secalert@redhat.com” dan ditandatangani secara digital. Virus ini juga pernah menyerang sistem keamanan Windows tahun 2003 dengan subyek menawarkan solusi keamanan.

Konseling Individu karangan Shertzer and Stone

KONSELING DENGAN INDIVIDU
Konseling dipandang sebagai seni terapan dengan sengaja untuk mengubah seseorang. Konseling bergantung pada proses yang berubah-ubah dan tidak jelas, dan mereka yang berlatih melakukannya sulit untuk melakukan tujuannya. Belum lagi tehnik dan prosedurnya biasanya berasal dari beberapa teori yang mana pelaku konseling mengadakan hipotesa hubungan antara apa yang mereka lakukan dan hasil yang mereka capai. Hasil dari penelitian ini sering mengecewakan. Meskipun begitu, kelemahan konseling tidak terlalu nampak sulit bagi masyarakat umum yang mengecap bangku sekolah. Para pelaksana konseling harus berani menerima sebuah tindakan bahwa pembatasan sebaiknya diidentifikasi dan dipahami dan dibuat atas dasar perkembangan dan pelaksanaan konseling. Percobaan, pengalaman dan komunikasi dengan rekan menentukan pelaksanaan konseling. Sebagai konsekuensi, sebuah kumpulan pengetahuan yang sedang dikembangkan akan membuat konseling tumbuh untuk mencapai tujuannya.
Keadaan konseling di tiap sekolah tergantung pada organisasi dan fungsi institusi tersebut, kualitas konselor yang dipekerjakan, pandangan staf dan guru-guru, dan variabel-variabel yang lain. Konseling, seperti yang dirancang dan dilatih, dipengaruhi oleh faktor sosial dan kebudayaan dimana ia berada, baik lokal maupun wilayah yang lebih luas. Sekarang ilmu pengetahuan baru tentang “bagaimana melaksanakan”  konseling, bagaimana membantu siswa mencapai perubahan yang diinginkan, bisa didapatkan dari penelitian empiris, tes, kebijakan, dan pengalaman. Saat pengetahuan ini terkumpul, hipotesa baru akan disusun dan diuji. Tetapi hal yang menjadi perhatian dalam bab ini adalah beberapa aspek asas pokok dari konseling, merencanakan tujuan, pendekatan, sifat dasar, dan konsep-konsep utamanya.

Konseling, Bimbingan, dan Psikoterapi
DEFINISI
Sebagian besar konselor mengetahui dengan benar apa yang mereka maksud dengan istilah “bimbingan,” “konseling,” dan “psikoterapi”---sampai mereka mencoba membedakan istilah itu dengan yang lain. Dalan hal ini, kesulitan membedakan ketiganya muncul karena kebutuhan hubungan pribadi dan kebutuhan umum pada ketiganya. Hubungan pribadi yang lain---misalnya antara guru-murid, orang tua-anak, teman-teman---juga menghubungkan banyak elemen yang ditemukan dalam ketiga istilah tersebut. Alasan lain kesulitan ini adalah kesamaan dari definisi ketiga istilah tersebut. Seringkali definisi-definisinya bersifat dasar terlalu umum dan oleh karena itu membutuhkan penjelasan tambahan atau modifikasi sebelum pengertian khusus dapat diperjelas.
Bimbingan didefinisikan sebagai proses membantu seseorang untuk memahami diri mereka sendiri dan dunia mereka. Istilah “konseling” juga diterapkan pada aktifitas luas yang dirancang untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan masalah-masalah mereka. Definisi yang lebih sederhana adalah bahwa konseling merupakan sebuah proses pembelajaran dimana seseorang mempelajari tentang diri mereka sendiri, hubungan interpersonal mereka, dan perilaku yang memajukan perkembangan pribadi mereka. Tepatnya, definisi tentang konseling sangat sulit dipahami. Lewis mendefinisikan konseling sebagai
   sebuah proses yang dimana seorang yang bermasalah (klien) dibantu untuk merasakan dan bersikap dalam tatakrama yang lebih memuaskan secara pribadi melalui interaksi dengan orang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkan dia untuk menghadapi dirinya sendiri dan lingkungannya yang lebih efektif.
Dustin dan George mendefinisikan konseling sebagai “sebuah proses pembelajaran yang direncanakan untuk meningkatkan sikap untuk dapat menyesuaikan diri dan mengurangi sikap yang tidak dapat menyesuaikan diri.”
Definisi psikoterapi cukup banyak dan tidak spesifik. Lehner mendefinisikan psikoterapi sebagai “…sebuah teknik yang tidak ditentukan batas-batasnya yang diterapkan untuk masalah-masalah umum dengan hasil yang tak terprediksi.” Meskipun begitu, dia merekomendasikan latihan bagi mereka yang ingin menjadi terapis. Meskipun dalam kejenakaan Lehner, psikoterapi mungkin didefinisikan sebagai “perlakuan, dengan alat-alat kejiwaan, terhadap masalah-masalah yang bersifat emosional yang dengan pasti membuat sebuah hubungan profesional dengan menolong pasien, mengubah atau memperlambat gejala yang ada, menengahi pola perilaku yang terganggu, dan mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.”

PERBEDAAN
Usaha-usaha untuk membedakan antara bimbingan, konseling dan psikoterapi tidak ada persetujuan dari tokoh manapun. Banyak pelaksana konseling dan psikoterapi mempercayai bahwa perbedaan antara tiga istilah itu, khususnya antara konseling dan psikoterapi tidak dibuat-buat dan bahwa istilah-istilah itu seharusnya digunakan dengan saling dipertukarkan. Orang lain berpikir perbedaan harus dibuat karena program persiapannya berbeda, jika tidak untuk alasan lain.
Meskipun bimbingan, konseling, dan psikoterapi mempunyai lebih banyak persamaan daripada perbedaan yang diterima diantara mereka seharusnya diketahui. Tiga istilah tersebut mempunyai dasar sebuah hubungan yang berusaha untuk membantu seseorang dalam mencapai tujuannya sendiri. Perbedaan diantara tiga istilah itu cenderung nampak dipaksakan atau direncanakan, dan lebih bersifat teori daripada prakteknya. Sekalipun begitu, penting perbedaan ini diketahui dan dipahami oleh personil sekolah agar komunikasi tentang mereka menjadi sejelas mungkin.
Perbedaan secara detail dapat ditemukan di dalam buku Lewis, Bordin, Buchheimer and Balogh, Patterson, dan Arbuckle. Beberapa perbedaan umum diantara bimbingan, konseling, dan psikoterapi dirumuskan di sini, tetapi sebagai catatan bahwa perbedaan ini berdasarkan pada keadaan mengenai “seorang penabur” untuk membuat perbedaan ini lebih jelas. Perlu juga diingat bahwa perbedaan ini cenderung disamakan sehingga tidak perlu disetujui oleh semua orang dan tidak akan dipakai dalam semua kasus.
1.       Bimbingan adalah istilah yang lebih luas yang biasanya dipakai untuk program kegiatan dan pelayanan sekolah yang ditujukan pada usaha membantu siswa untuk membuat dan melaksanakan rencana-rancana yang memadai dan untuk mencapai kemampuan mereka dalam menyesuaikan diri dalam kehidupan mereka. Konseling biasanya dipandang sebagai satu bagian dari pelavanan bimbingan; Ini digolongkan dalam istilah umum, bimbingan, dalam hal ini adalah sebuah pelayanan dalam bimbingan daripada sinonim.
2.       Psikoterapi biasanya merupakan keterlibatan yang lebih mendalam dengan kepribadian seseorang dan lebih berhubungan dengan perbaikan kondisi perilaku yang lebih serius. Program pelayanan bimbingan dan konseling dengan mereka, biasanya berhubungan dengan kondisi situasional dan lingkungan. Konseling, sebagaimana program bimbingan, mengutamakan pada rencana nasional, penyeslesaian masalah, dan dorongan dalam menghadapi tekanan situasional. Hubungan konseling biasanya dikarakteristikkan sebagai sedikit banyaknya intensitas ekspresi emosional daripada menemukan hubungan pengobatan.
3.       Penerima konseling adalah lebih pada individu yang “normal” daripada mereka yang memperlihatkan ketidaknormalan. Psikoterapi ada untuk individu dengan penyakit kejiwaan. Konseling membantu individu normal menghilangkan frustasi dan hambatan yang mempengaruhi perkembangan, sementara psikoterapi berusaha menangani masalah cacat atau hancurnya kepribadian.
4.   Pendekatan konseling lebih didasarkan pada penekanan pada kesadaran seseorang, sedangkan pendekatan psikoterapi cenderung menekankan pada materi sejarah dan simbolik yang menyadarkan pada pengaktifan kembali dan pertimbangan atas proses yang tidak disadari.
1.       Pelayanan konseling biasanya bertempat di sekolah, universitas, komunitas pelayanan masyarakat, dan organisasi pastoral, sedangkan pelayan psikoterapi biasanya ditemukan di klinik, rumah sakit dan praktek  pribadi.
2.       Konselor cenderung menitikberatkan pada kekuatan seseorang yang positif dan pemanfaatannya pada situasi pribadi dan sosial, sedangkan terapis menitikberatkan pada mendiagnosa dan mengobati. Konselor menggunakan data normatif pada tingkatan yang lebih besar daripada yang dilakukan terapis, yang lebih menyadarkan pada data idiografik.
3.       Psikoterapi biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tujuannya daripada konseling. Konseling biasanya diadakan dalam waktu singkat, dan dalam kontak lebih terbatas.
4.       Konseling sering dipandang sebagai sebuah bantuan yang diberikan pada seseorang untuk mendapatkan jati diri yang jelas, sedangkan psikoterapi berhubungan dengan masalah intrapersonal. Konseling menitikberatkan pada membantu seseorang mengatasi tugas-tugas pengembangan misalnya, pendefinisian pribadi, kemandirian dan lain-lain. Perhatian diberikan untuk memperjelas sifat individu, keahlian kekuatan dan akal pribadi dalam hubungannya dengan melakukan peran perkembangan.